Netizen Indonesia, Rajin Bersosial Media Tapi Darurat Membaca

Tugas Bahasa Indonesia - Artikel
Oleh: Uly Atmi Azizah
Kelas: XII MIPA 3
No Absen: 32


 Netizen Indonesia, Rajin Bersosial Media Tapi Darurat Membaca

“Membaca membuka jendela dunia.” Begitulah bunyi slogannya. Tentunya kita semua pasti tahu apa itu kegiatan membaca. Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati. Membaca dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan melalui media apa saja. 

Membaca juga bisa dilakukan oleh siapa saja. Tak terkecuali para netizen yang hampir setiap saat menggunakan media sosialnya. Baik untuk membuat postingan maupun hanya melihat-lihat berita atau postingan lain saja. Namun sangat disayangkan banyak netizen yang saat hanya melihat judul postingan berita dan langsung menyimpulkan tanpa membaca isi berita secara keseluruhan. Itulah yang kemudian menyebabkan berita hoax dapat menyebar dengan cepat. Hal ini menunjukkan rendahnya minat baca di Indonesia.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara. Berdasarkan data UNESCO minat baca masyarakat indonesia hanya 0.001%. Artinya dari 1000 warga indonesia hanya 1 yang gemar membaca. Sungguh memprihatinkan bukan? 

Banyak pula netizen yang tidak membaca keseluruhan tulisan, hanya membaca judul dan terprovokasi lalu langsung berkomentar menghujat, membully, atau saling beradu pendapat dan merasa paling benar tanpa memahami fakta yang telah disampaikan dalam tulisan. Tidak heran jika netizen indonesia disebut sebagai netizen dengan tingkat kesopanan terendah di Asia Tenggara. Hal ini Berdasarkan laporan "Digital Civility Index" yang dirilis Microsoft. Riset Microsoft mengukur tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020. Dan hasilnya Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei.

Apa yang menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia?

Lingkungan sekitar merupakan faktor yang sangat mempengaruhi minat baca. Jika lingkungan keluarga dan sudah membiasakan budaya membaca sejak dini, maka membaca bisa menjadi rutinitas setiap saat. Lingkungan sekolah juga turut mempengaruhi. Sekarang ini banyak sekolah-sekolah yang sudah membiasakan literasi 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kemudian pergaulan, apabila kita bergaul dengan teman yang gemar membaca, maka kita akan terpengaruh untuk ikut membaca. Namun bila teman kita tidak suka membaca maka kita juga malas membaca karena tidak ada yang mempengaruhi. Diri sendiri juga tidak kalah pentingnya. Diri kita harus membangun kemauan untuk membiasakan diri kita dalam membaca, baik buku, berita, artikel, dan sebagainya.

Budaya membaca sangat penting dan banyak manfaatnya bagi kemajuan generasi muda di masa depan. Kualitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi kemajuan suatu negara. Bila minat baca di indonesia tinggi, minat untuk belajar juga akan tinggi. Sehingga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memajukan dan memperbaiki citra Indonesia di mata dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar Pemrograman - Tugas Program Mengurutkan Bilangan menggunakan If-Else

Chapter 7 : SOCIAL NETWORKING, ENGAGEMENT, AND SOCIAL METRICS - SISTEM INFORMASI

Dasar Pemrograman - Kasus